Sesat di Pemintalan

Sang ayah menebang kayu,
Membajak hutan dan mendayung perahu.
Meninggalkan Sang ibu bercinta dengan solek dan kemewahan

Nun jauh di tepian remang
Parmalim menenun, merajut selendang
Sutra dan solek akan sepadan dengan kemewahan

Kala burung hinggap di selatan dan senja sudah temaran
Sang ayah pulang melaut. Mendapai peluru bersarang di dadanya

Ia disiksa sesal

Lagi dan lagi

Kala semesta seolah malu menjelaskan, adalah sebuah kebanggan dan ikan-ikan berseru, air menenggelamkan semesta!

St ....
Jangan berisik ....

Sang ibu sekarang sudah doyan memintal sutra!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato Pembina Upacara: Pendidikan Karakter Zaman Now

Para pecundang cinta

HOTS