Tirani dan Cinta (Episode 2)
Aku terus memacu lariku. Hingga aku mendengar suara itu. Suara yang membuatku semakin tegang. Jangan sampai aku tertangkap. Jangan sampai chip ini direbut. Aku bisa kehilangan Surti. Tidak itu mustahil. Langkahku terhenti. Aku tiba di penghujung hutan sebelah barat pulau ini. Sebuah sungai. Sungai selebar 100 meter. Arusnya sangat deras. Permukaannya beriak ganas. Meminta apa saja segera terjatuh dan ia siap menggulumnya dalam riak-riak yang ditimbulkan kecuraman dan bebatuan besar yang tidak pernah goyah menyertai aliran derasnya. Aku memutar engsel kakiku 360 derajat hingga badanku kurasakan melayang bagai kapas.Imaji. Surti menyambutku dengan gaun mini peach tanpa lengan kesukaanku. Ia cantik memakainya. Ia mampu memblokade seluruh aktifitas lain yang harus kusiapkan. Ia memang mampu menstimulus irama erotis padaku tanpa harus berbuat lebih. Gaun peach pemberian. Samar-samar sinar pada gaun peach itu memburam, menghitam lalu akhirnya menghilang. Aku kian terbang. M