Parade Keberangkatan Sirius ke Surga (Part 3)

Sekali, menjadi genius tidaklah menguntungkan, Mar! Ucapmu kala itu. 
Kita kehilangan ayahmu. Dia diburu. Bahkan hingga setelah hanya jasad. Ia memiliki rahasia yang mengancam mereka. Para koruptor, petisi yang punya jalur berliku dan tersembunyi. Seketika kau terdiam. Sebuah lobang berwarna violet memutar dan sebuah benda kecil mencuat tepat di hadapan kita. 

Please enter your hologram. 

Kau terdiam. Ada sesak yang terlintas di wajahmu yang masih sangat menawan.

Lalu sebuah benda kecil berwarna hitam menyembul di antara sebuah papan penyangga. 

Enter the last coding!

Kau menatapku dan mengucapkan kata

"I love you Marrimar" 

Chip itu terlepas. Kau mengambilnya dan sekarang ada pada leherku. Menjadi rahasia di balik mainan kalungku. Hello Kitty dengan bola dunianya. 

Kini, kau terbujur kaku. Sebentar lagi kami akan mengantarkanmu ketempat peristirahatanmu. Bukannya aku tak mengerti tentang korelasi kehidupan dan kematian, cinta perpisahan dan air mata, rasa sakit dan perpisahan, kesunyian dan kehilangan. Tetapi aku masih merasa seperti anak kecil yang harus dituntun. Aku seolah hilang arah. Aku lemah ibu ... aku sepi dalam keramaian ini. Isakku akankah kering usai aku tak memandang wajahmu lagi?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato Pembina Upacara: Pendidikan Karakter Zaman Now

Para pecundang cinta

HOTS