Enigma dan Cinta

Hukum alam mengharuskan menjadi tua. Mengalur bersama semesta meraih mimpi. Kala dera dan kerikil menjadi ujian ... membentang bagai lautan,  ku kan mengayun langkah ... melompat dengan kaki seribuku, meraih bintang kubawa pulang. Jika tanganku terluka, kan kutebas dengan kelima jariku dan pulang memeluk bintang dengan kedua tanganku berjari lima puluh. 

Ah! Kau boleh mengejekku, tapi ingat! Ini, ingat ya ... sesungguhnya manusia adalah pemimpi sejati. Mabuk dan sarat ambisi dalam bilik-bilik hati. Tersulam di kedalaman jiwanya. Diungkapkan atau tidak. Termasuk kamu. Kamu tidak lebih baik dariku soal angan, ambisi dan mimpi-mimpi.


Kelak! Jika bukan sekarang, saat ini, kamu akan memahami. Tetapi, perlu kamu pahami tentang rasa didengarkan dan mencintai. Tentang indahnya dirindukan dan disapa sayang. 

Terlalu sulitkah menyapa demikian?
Sial! Aku baru sadar, kita bahkan belum sempat bertukar rasa. 

Ah! Aku mungkin salah soal menempatkan rasa, hukum aku jika demikian. Tetapi, bukankah mencintai adalah hak segala insan? Ketahuilah, dirimu begitu sempurna bagiku untuk diabaikan. 

Mengertilah! Sedikit saja. Berpihaklah pada rasa dan enigma ....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pidato Pembina Upacara: Pendidikan Karakter Zaman Now

Para pecundang cinta

HOTS